Tearmoon Empire Story (WN)
Lakon 1 - Tuan Putri Yang Terpancung
Src: https://ncode.syosetu.com/n8920ex/45
43 - Putri Mia, berkeringat dingin!
Api yang menyala merah, kota kekaisaran yang dilalap api...... beserta suara-suara kebencian rakyat yang bergema.
Dan kemudian kepalaku sendiri berguling-guling....
"Tidaaaaaaaaaaaaaaaaakkkkkkkkkk!!"
Mia menjerit lalu terbangun dari mimpi eksekusi pemancungannya, yang telah lama tidak ia lihat.
Dia berada di tempat tidur fasilitas medis akademi. Tubuhnya berpeluhkan keringat dingin, dia ingin segera mandi, namun saat ini dia tidak punya waktu untuk itu.
Mia dengan cepat memberikan instruksi pada Anne, yang berada disampingnya dengan ekspresi khawatir pada wajahnya
Ini adalah konten terjemahan yang diterjemahkan di pemudatunawisata.my.id, jadi pastikan membaca dari sini ya!
Hal pertama yang Mia lakukan adalah memulangkan keempat pengikut yang terlibat langsung dalam insiden itu ke tempat asal mereka di kekaisaran.
Segera, para murid yang merupakan tuan para pengikut itu datang memprotes, Mia hanya melirik mereka.
――Ini suatu keadaan yang sangat gawat bukan?
Bangun di ruang perawatan, Mia memeriksa buku harian bernoda darahnya yang ia bawa segera setelah menyuruh Anne meninggalkan ruangan.
Halaman pertama itu, memanglah menyebutkan tentang kejadian pengurungan Tiona.
Dia tidak tahu tentang apa itu ketika ia menuliskannya, akan tetapi tidak terpikirkan olehnya bahwa ada kasus seperti itu yang terjadi dibalik layar.
Jika dia mengaburkan hukuman, itu hanya akan memantik amarah Rafina. Baik Pangeran Shion maupun Tiona juga tidak akan memiliki kesan yang baik padanya.
Jadi, perlu untuk menghukum mereka dengan keras, tetapi yang jadi masalah adalah, para tuan dari para penjaga itu.
Mereka menyangkal keterlibatan mereka, akan tetapi dari sudut pandang Mia, sulit untuk menganggap mereka tidak bersalah. Paling-paling, bisa dikatakan mereka abu-abu.
Namun, jika menanyakan apakah mereka benar-benar terlibat, tidak dapat dikatakan bahwa mereka terlibat.
Biasanya, jika pengikut adalah jelata, mereka tidak akan menjebak seorang putri bangsawan tanpa perintah. Akan tetapi kesemua pengikut itu berasal dari keluarga bangsawan.
Mereka mungkin bukan penerus keluarga mereka, tetapi mereka tumbuh di keluarga bangsawan pusat serta dihormati orang-orang. Karenanya, mereka pasti punya harga diri tinggi.
――Bahkan dari fakta bahwa mereka membawa benda-benda dengan tanda segel Kekaisaran, itu tidak dapat dipungkiri lagi.
Sejujurnya, jika Mia bertemu dengan mereka, Mia ingin sekali mengatakan sesuatu seperti.... 'Jangan bawa sesuatu yang hanya akan mengungkapkan identitasmu!'
Bagaimanapun, hal itu tidaklah mengherankan jika mereka yang memiliki harga diri tinggi merasa tidak nyaman dengan kehadiran Tiona yang seorang "Bangsawan Pinggiran" yang menghadiri pesta penyambutan.
Tidak seperti para tuan, sisi para pengikut memiliki alasan.
"Saya keberatan, Yang Mulia Putri. Mengapa pengikut kami..... Hanya sekedar pengurungan seorang putri bangsawan pinggiran belaka...."
Itu adalah protes berdasarkan dengan nilai-nilai bangsawan di kekaisaran.
Para bangsawan pusat dapat dimaafkan tidak peduli bagaimana penindasan mereka terhadap bangsawan pinggiran, apalagi terhadap rakyat jelata.
――Kalian tidak tahu seberapa besar kebencian mereka terhadap kalian ya.
Yang ada pada dada Mia bukanlah amarah, melainkan rasa iba. Lagipula, Mia sendiripun tidak mengerti akan hal ini sampai saat dia dimasukkan kedalam penjara bawah tanah.
Mereka tidak akan menyadarinya kecuali mereka didorong paksa ke dalam situasi itu, namun, pada saat mereka menyadarinya, itu sudahlah terlambat...
――Diriku kira orang-orang ini tidak mengerti bahkan jika diriku memberitahu mereka ketika mereka menindas orang lain, mereka akan menuai apa yang telah mereka tanam.
Menghela nafas, Mia menggelengkan kepalanya.
"Begitu..... Mungkin apa yang kalian katakan tidaklah salah. Tapi itu hanya berlaku jika ini adalah Kekaisaran...... Akan tetapi."
"Eh?"
"Kalian perlu memikirkan siapa yang mengendalikan akademi ini."
Mia memiliki rencana.
Jika Mia menyalahkan mereka berdasarkan nilai-nilainya sendiri, ketidakpuasan mereka hanya akan tertuju pada Mia. Untuk menghindari hal itu, dia hanya perlu mengalihkannya kepada orang lain.
Yaitu, kepada penguasa akademi ini, Rafina Orca Beluga.
"Nona Rafina adalah sosok yang terhormat. Menurut kalian, apakah beliau akan mengabaikan kekerasan semacam ini terhadap salah satu siswa penting di akademi?"
Begitu kata-kata itu terlontar, Mia menutup matanya.
"Dan pula, diriku tidak begitu menyukai jalan pikiran anda sekalian. Diriku tidak suka dengan tindakan kalian itu, itu tindakan yang sangat tidak mulia, tindakan menindas yang lebih lemah itu."
Hanya sedikit saja, perasaan sejatinya tercampur.
Adapun Mia, yang dibenci dan dihinakan oleh para Tentara Revolusi, dia tidak siap untuk melakukan hal yang sama kepada mereka.
Disiksa secara lisan membuatnya sakit, dan disiksa secara fisik membuatnya perih.
Mia tidak ingin untuk melakukannya atau menjadi sasarannya.
"Seharusnya begitu pada awalnya, diriku pikir kalian harus bertanggung jawab atas tindakan kalian dengan meninggalkan akademi ini, tapi...., Bagaimanapun diriku merasa kasihan pada kalian."
"Putri Mia...."
"Kali ini, diriku rasa, diriku perlu meyakinkan Nona Rafina."
Dia menjual tepat apa yang mereka inginkan.
Ini akan memaksa mereka untuk merasa berhutang budi kepada Mia, meskipun Mia menghukum mereka.
――Diriku harap ini akan entah bagaimana mereda.
Merasa sangat lelah, Mia meminta pertemuan dengan Rafina.
~"(This is a Translation Content of pemudatunawisata.my.id. so, read only on my site)"~
[Akhir Bab]
Terima kasih telah membaca
Bila ada salah-salah kata, dsb. bisa beritahu di komentar.
Terima Kasih Telah Singgah!
😁👍
Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak berupa komentar
Bila ada salah-salah kata, dsb. bisa beritahu di komentar.
Terima Kasih Telah Singgah!
😁👍
Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak berupa komentar
Kamu juga bisa mempertimbangkan untuk mendukung
Post a Comment
Please don't spam, toxic, and disrespect to others.