Koibito o Netorare, Yuusha Party Kara Tsuihou Sa Retakedo, EX Skill [Kotei Dameeji] ni Mezamete Muteki no Sonzai ni. Saa, Fukushuu o Hajimeyou.
Lakon 2 - Kegelapan dan Si Saintess
Src: syosetu
PTW/N: Garap aja dahhh... ada yg bilang "garap aja" juga.. hehe~
11 - Saintes Irina
<SISI IRINA>
"──Lalu, terima kasih banyak. Supreme Priest-sama."
Di kamar tidur yang petang, Irina Valim tersenyum pada seorang pak tua.
Dia telah lelah dimintai pelayanan tubuhnya segera setelah kembali ke Kerajaan Ralpha, tapi sekarang dia tidak bisa untuk menyinggung perasaan pak tua itu.
Karier masa depan Irina pada dasarnya ditentukan oleh keinginan orang itu.
"Fufufu, serahkan saja padaku. Aku sangat menikmati tubuhmu yang begitu indah itu. Tidak mungkin aku tidak membantu memenuhi keinginanmu."
"Terima kasih banyak"
Irina membungkuk dan mencium pendeta tua itu dengan hormat.
Mencium seseorang yang tidak memiliki sedikit pun rasa cinta adalah hal yang biasa.
Perlahan melepaskan bibirnya, dan Irina dengan cepat mengenakan jubah saintessnya.
*Darr!*
Kemudian, pintu kamar itu terbuka dengan keras.
"Irina!"
Seorang pria menyela msauk sambil berteriak.
Seorang ksatria berbaju besi yang berkilauan.
Dia adalah seorang pria muda berusia pertengahan dua puluhan dengan wajah yang rupawan.
Namanya Barnez.
Dia adalah salah satu Ksatria Suci yang mengawal Irina.
"Ini bohong, kan ...... kamu tidur dengan pria sepertinya ......!?"
Barnez mengerang, bergantian memandang antara Irina dan si Supreme Priest.
Irina sudah mengenakan jubah saintessnya, tapi Supreme Priest itu masih dalam telanjang memperlihatkan tubuh berlemaknya.
Sekilas saja, jelas apa yang telah terjadi di sini.
"Apa-apaan kau! Sungguh tidak sopan!"
Seru si Supreme Priest.
Tapi Barnez tidak bergeming, menatap antara Irina dan Supreme Priest.
"Kenapa, Irina! Bukankah kita saling mencintai!"
"Apa itu, apa yang kau katakan?"
Irina mengerutkan kening.
(Dari semua waktu, mengapa sih dia datang pada waktu seperti ini)
Tidak ada keraguan bahwa dia mungkin ksatria suci yang berkedudukan tinggi, Tapi Irina tidak menduga dia memaksa masuk ke kamar Supreme Priest.
Irina pikir dia adalah pria yang lebih peka──.
Kecemburuan, itulah yang dilakukan olah para pria.
Irina mendesah dalam.
"Hei, Irina. Apa sebenarnya yang terjadi disini?"
Menatapnya dan Barnez secara bergantian, pendeta itu bingung.
"Tolong bantu saya, Supreme Priest-sama. Dia sejak lama mengincar saya."
Irina langsung membuat skenario di kepalanya dan berbicara dengan suara lemah.
Sambil mengenakan topeng "Seorang wanita yang bermasalah karena dituduh",
"Tapi, saya sudah menolaknya, dan dia menjadi gila──."
"Begitu. Cinta bertepuk sebelah tangan ya."
Supreme Priest mendengus.
"Pergi, bocah nakal. Irina adalah wanitaku."
"Ap, apa yang kau katakan ...?!?"
"Seperti yang kaulihat, kami sudah menjalin hubungan antara pria dan wanita. Kami memiliki hubungan yang dalam, baik secara fisik maupun mental. Tidak ada ruang bagimu seperti itu untuk mengganggu."
"Irina, apa kau hanya mempermainkanku!? Hari itu, apakah kata cinta yang kau bisikkan di tempat tidur hari itu semuanya adalah kebohongan?!"
Barnez berteriak dengan mengerikan.
Irina menatapnya dengan dingin.
Mengapa pria begitu sederhana dan menyedihkan?
Kita telah tidur sekali atau dua kali, dan kau berseru menjadi kekasih dari Saintess Irina ini.
"Oh ... Supreme Priest-sama, tolong lindungilah hamba."
Irina, topeng sedih, bergegas menuju Supreme Priest.
"Bahkan kebohongan semacam itu ... Seolah mencoba membuatku terkesan seakan layaknya pelacur!"
Irina menunjukkan air mata buayanya.
"Yang mana yang harus aku singkirkan? Ini sungguh pertanyaan konyol."
Supreme Priest itu benar-benar tertipu dan kemudian membaca mantra.
"[Mindwave]!"
Mantra yang mengganggu pikiran dan menyebabkan rasa sakit.
"Ga ... aaaa ...!?"
Barnez, yang terkena langsung, ambruk di tempat.
"Haa ~, haa ~, haa ~ ..."
Sambil berkeringat, Ksatria Suci itu menatap tajam si pendeta.
Pendeta itu balik menatapnya,
"Aku ulangi hanya sekali. Keluar sekarang!"
"S-sialan ...!"
Barnez memuntahkan dendam, dan pergi.
---
"Lalu, saya mohon permisi."
Irina menutup pintu dan meninggalkan ruangan.
Terlepas dari insiden tak terduga dari gangguan Barnez, dia melakukannya dengan benar.
Kesaksian dari Supreme Priest juga bagus.
Itu hasil yang masuk akal.
Tak lama lagi, Irina akan dinominasikan sebagai Supreme Priest berikutnya.
Ini adalah pertama kalinya bagi seorang wanita dinominasikan.
Dia mengalahkan Raja Iblis sebagai bagian dari Hero Party, dan penampilannya yang anggun dan cantik sangat populer.
Kultus tidak akan mengabaikannya.
Tapi dorongan terakhir itu perlu.
Jadi Irina mempersembahkan tubuhnya kepada pria itu ──Supreme Priest saat ini.
Meski mengkhianati kekasihnya, Yuno, tapi dia tidak keberatan.
Senjata wanita adalah prinsip penggunaan aktif.
Dia mendekati Yuno sejak awal karena dia telah meninggalkan mantan kekasihnya, Chrome.
Itu karena, Yuno tidak bisa mengantarkan dirinya ke ketinggian.
(Aku ... aku akan naik lebih tinggi, sampai ke puncak kekuatan dunia)
---
"Irina-sama, hasil investigasi telah tiba."
Seorang gadis mendatangi Irina.
Seorang pendeta muda yang menjanjikan dengan keagamaan dan sihir yang kuat.
Dia dikatakan akan menjadi Supreme Priest di masa depan, dan merupakan rekan dekat Irina.
"Tolong berikan padaku"
Dia memberikan laporan itu dengan hormat.
"Terima kasih. Aku selalu berterima kasih atas pekerjaanmu."
Irina menatapnya dengan senyum berbunga-bunga.
"I-itu adalah kata yang tidak pantas ditujukan bagi saya, sSaintess-sama."
Gadis itu tersipu.
Apa yang telah tertulis di sana adalah──.
Penampilan tersangka: Duo pria dan wanita mengenakan tudung. Detail tidak diketahui.
Metode serangan: Detail tidak diketahui.
Atribut sihir: Detail tidak diketahui.
Korban: Duke Riot dan puluhan pengawalnya.
──adalah sesuatu seperti itu.
"Sebagian besar tidak diketahui."
Irina mengerutkan kening.
Tiba-tiba, beberapa citra muncul di benaknya.
"Ini adalah──"
[Oracle]
Meramalkan peristiwa yang seharusnya tidak terlihat, seperti masa lalu dan masa depan──hanya pendeta tingkat tinggi yang memiliki kemampuan untuk merasakan ini.
Namun, kemunculannya terjadi secara tiba-tiba.
Jadi dia tidak bisa mengendalikannya sendiri.
Adegan yang muncul di [Oracle].
"Ini mengerikan....."
Itu adalah badai pembunuhan yang membangunkan bulu kuduk.
Duo berjubah dan bertudung itu berjalan di jalan raya dengan terang-terangan.
Mereka tampak seperti seorang pemuda dan seorang gadis.
Dia merasakan suasana yang mengerikan dari pemuda itu.
Suasana yang jahat.
Itu tampak seperti iblis, tidak, bahkan lebih jahat dari itu.
Dan apapun yang mendekatinya akan memuntahkan darah dan menghilang.
Saat itu, angin meniup tudungnya dan dia menatap wajah pemuda itu.
"Tidak mungkin....."
Irina menahan napas.
Dia mirip dengan pria yang dia kenal.
Namun, rambutnya berwarna perak dan matanya berbeda.
Pupil berlumpur yang penuh akan dendam dan membenci segala sesuatu di dunia.
Dia jatuh cinta untuk pertama kalinya sejak ia lahir dengannya, dengan Chrome itu, dia memiliki mata yang lurus dan menyegarkan, sama sekali berbeda yang dia saksikan kini.
"Pertama-tama, dia seharusnya sudah mati ..."
Apakah aku sentimental karena dia adalah kekasih pertamaku?
Tidak tidak.
Aku tidak tergerak oleh itu sama sekali.
Namun, ──perasaan buruk itu tidak hilang.
[Akhir Bab]
2 - Gerakan dari [Darkness]
Shea dan aku meneruskan perjalanan.
──Pembunuhan Duke Riot, seorang bangsawan Kerajaan Shady, mengguncang seisi negara.
Saat ini, seisi negeri sedang mencari pelakunya.
Namun, pelakunya tidak diketahui sampai saat ini.
Baik aku maupun Shea mengenakan tudung dalam-dalam dan aku menyembunyikan wajahku dengan topeng, jadi tidak ada yang bisa menyaksikan rupa kami.
Namun, berbahaya tinggal di Kerajaan Shady selamanya.
Kami memasuki negara tetangga, kerajaan Ralpha, kami berada di jalan raya.
Seperti namanya, itu adalah kerajaan di mana dewi penyembuh Ralpha memiliki agama yang berkembang pesat.
Kuil Ralpha tersebar di seluruh negeri, dan Irina adalah salah satu Supreme Priest setelah Supreme Priest di negara ini.
Tersebar kabar bahwa dia akan menjadi Supreme Priest segera, Upacara peringatan dan parade akan segera berlangsung.
Tujuanku adalah, di sana.
Memasuki aliran parade di ibukota, dan membalas dendam pada Irina.
Namun, aku memiliki kaki lemah sekarang, jadi langkahku berjalan lambat.
Terkadang kami menggunakan kereta kuda, tetapi jalannya agak tidak nyaman.
Ada juga cara untuk mendapatkan uang sebagai petualang sementara──.
Tapi, karena ada kasus Riot, aku tidak ingin terlalu terbuka kepada publik.
Perjalanan dengan jalan kaki dan kereta kuda sudah berlangsung lima hari.
Tersisa tiga sampai empat hari sampai kami mencapai ibukota kerajaan, ya.
Upacara akan tinggal seminggu lagi, jadi waktunya cukup.
"Saintess Irina-sama adalah──Saya telah melihatnya dari kejauhan, tapi dia adalah orang yang sangat cantik dan baik hati."
Shea berbicara dengan ekspresi terpesona.
Rambut merahnya yang dia kuncir berkibar tertiup angin.
Daerah ini sepertinya cukup berangin.
"...... Yah, luarnya memang bagus."
Aku mendistorsi mulutku.
"Maafkan saya."
Shea tampak terkejut.
"Aku tidak menyalahkanmu. Daripada itu, aku ingin menanyakan satu hal, tak apa?"
Aku bertanya pada Shea.
"Memenuhi balas dendam, bagaimana perasaannya?"
Itu adalah pertanyaan yang muncul secara tak terduga.
Mengapa aku menanyakan hal seperti itu, akupun tidak tahu sama sekali.
Untuk datang ke negara tempat Irina berada, aku bertanya-tanya apakah perasaanku menjadi terlalu tegang.
Atau, dengan mengetahui jawabannya, aku penasaran dapatkah aku melihat jalan yang harus ditempuh?
"....Saya"
Shea bernapas sedikit dan menggelengkan kepalanya dari sisi ke sisi.
"Saya belum mengatur perasaan saya sekarang."
Mengencangkan mulutnya dengan erat.
Bibirnya yang seperti bunga berubah pucat, dan dia gemetar.
"Ada perasaan bahwa cengkeraman di dada telah pudar. Tapi apakah saya akan bisa maju dalam hidupku di masa depan? Atau kebencian, kesedihan, atau penderitaan membara sepanjang waktu? Saat ini... masih belum tahu."
"Begitu"
Aku bernafas sedikit.
Masih ada lima lagi tersisi untuk pembalasan.
Ketika aku telah melakukan membalas semuanya, perasaan seperti apa yang aku miliki──.
Di malam hari, kami bermalam di hutan agak jauh dari jalan raya.
Kami bisa saja menggunakan penginapan kota, tetapi tidak ada cukup uang, jadi kami harus berhemat.
Biasanya, tinggal di tempat seperti ini harus waspada terhadap bandit dan monster.
Tapi aku tidak perlu khawatir karena aku memiliki EX Skill [Fixed Damage].
Dengan skill ini, pada kontak pertama akan memberikan "9999 damage" pada saat target masuk dalam jarak 10 meter dariku.
Setelah itu, akan terus memberikan "9999 kerusakan" setiap 3 detik.
Singkatnya, musuh yang berada dalam jarak 10 meter dariku akan langsung mati pada saat itu juga.
Tentu saja, akan lebih lama jika mereka memiliki lebih dari 10.000 HP, tapi itu hanya mungkin untuk Raja Iblis dan kelas dekatnya.
Aku mengingatkan She bahwa dia tidak boleh lebih dari 10 meter dariku.
"Menghabiskan malam hanya berdua dengan seorang pria, pokoknya, bersabarlah."
"Karena saya mengikuti tanpa izin. Chrome-sama tidak perlu mengkhawatirkan saya."
Katanya, lalu menatapku.
"Atau ..... mungkin, apakah anda menginginkan tubuhku?"
Aku hampir terkejut dengan kata-kata yang tidak terduga darinya.
"... Apa maksudmu mengatakan kalimat itu tiba-tiba"
"Bukankah itu tujuan dari dua orang bermalam bersama?"
"Seperti yang aku katakan sebelumnya, ini hanya pengamanan."
"Karena semua pria adalah binatang buas, saya mempelajarinya dari saudari saya."
Dia mengatakan itu juga saat kami pertama kali bertemu.
"Mungkinkah anda masih waspada terhadapku?"
Aku secara tidak sengaja menatap Shea.
"Maafkan saya."
Dia tersenyum dengan ekspresi nakal.
"Lelucon saya sudah berlebihan."
"Tidak, Jika itu hanya lelucon, tidak apa-apa."
Aku mengangkat bahu.
Tentunya, ini penampilan asli Shea.
Ketika pertama kali bertemu dengannya, dia pasti telah mendorong batas kemampuannya untuk membalas dendam pada Riot.
Apakah dia secara bertahap kembali ke sifat aslinya dengan memenuhi dendamnya?
"Mungkin menyenangkan bisa berbicara dengan tanpa beban."
"Fufu, Terima kasih banyak"
Dia tersenyum lagi.
Yah, dia masih muda, dan kuharap dia bisa mendapatkan kembali kebahagiaannya sedikit demi sedikit.
Sepertinya aku tidak bisa mendapatkan kembali perasaan itu lagi.
Tidak, mungkin saja──akankah hari itu datang kepadaku suatu hari nanti?
Aku tak tahu.
"Ayo segera tidur."
"Baik, Chrome-sama."
Kami membariskan kantong tidur, lalu berbaring.
Rasa lelah berjalan seharian mengundang tidur yang nyenyak.
Aku jatuh terlelap, dan kemudian──.
["Bisakah kamu... Chrome, bisakah kamu ......... mendengar ...... ku ...?"]
Suara ini.
"Nn.....?"
Bertanya-tanya dengan kecurigaan, aku terbangun.
Aku tidak berada di hutan.
Aku berada di sebuah bukit kecil.
Batu nisan yang tak terhitung jumlahnya berdiri di sekitarku.
Sampai ke ufuk, tanpa henti.
"Apa-apaan ini ...!?"
Aku melihat sekeliling, kaget dan tertegun.
UuuuuuuuuugghAaaaaa~, Ini sakiiiiiiiiiiiiiittttttt~ .......!
Tidak akan pernah termaafkan, tidak akan pernaaaaaahhhhhh......!
Entah dari mana, kesakitan dan dendam terdengar.
Bukan hanya satu atau dua.
Ratusan, ribuan, puluhan ribu, atau lebih.
Ruang yang penuh akan pikiran negatif.
["Bisakah kamu mendengar, Chrome ......"]
Kali ini aku bisa mendengar suaranya dengan jelas.
Itu adalah suara yang tidak asing di suatu tempat.
Ketika aku berpikir, sesuatu telah berguncang di depan saya, lalu suatu sosok muncul.
Siluet ramping dalam warna hitam legam, dan aku tidak tahu seperti apa wajah itu.
Apakah itu sosok wanita?
Rambut hitam panjang yang mencapai kaki berkibar tertiup angin.
["Namun, tampaknya kamu semakin dekat ke sini ...... itu akan membutuhkan lebih banyak waktu ......"]
Kata seorang wanita misterius(?).
Aku mendengar suara.
Aku melihat rantai panjang melilit tangan kanannya.
["Tapi, waktu itu akan segera datang ... kita akan segera bertemu ...... Chrome ......"]
"Siapa sebenarnya, kamu ..."
["Aku──"]
Nama yang dia ucapkan tidak dapat didengar olehku.
["Lalu, sampai jumpa lain waktu ......"]
Dengan tawa, siluet hitam legam menghilang.
Apa itu barusan?
Saat curiga akan sosoknya, tiba-tiba aku sadar.
Memikirkan kembali aku pernah mendengarnya, itu adalah suara yang aku kenal dengan baik.
Untuk beberapa alasan, kepalaku linglung dan aku terlambat menyadarinya.
Aku tahu suara itu dengan sangat baik.
Itu adalah suara yang telah aku dengar berulang kali selama dua tahun.
Ya, suara wanita itu──terdengar seperti ketika aku menggunakan EX Skill [Fixed Damage].
Suara dari [Darkness].
"Fuh..."
Aku perlahan mengangkat tubuh bagian atasku.
Apakah itu hanya mimpi?
Di sebelahku, Shea sedang beristirahat.
~"(This is a Translation Content of pemudatunawisata.my.id. so, read only on my site)"~
[Akhir Bab]
Terima kasih telah membaca disini
Bila ada salah-salah kata, dsb. bisa beritahu di komentar.
Terima Kasih Telah Singgah!
😁👍
Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak berupa komentar
Bila ada salah-salah kata, dsb. bisa beritahu di komentar.
Terima Kasih Telah Singgah!
😁👍
Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak berupa komentar
Kamu juga bisa mempertimbangkan untuk mendukung (Dana/GoPay/Saweria)
Post a Comment
Please don't spam, toxic, and disrespect to others.