Tearmoon Empire Story (WN)
Lakon 1 - Tuan Putri Yang Terpancung
Src: https://ncode.syosetu.com/n8920ex/53
51 - Janji bekal makan siang
"Apa? Kejuaraan berpedang?"
Hari itu, Mia sedang menikmati makan siang di kafetaria bersama para gadis kroni faksinya.
"Benar, para siswa putra menjadi sangatlah gaduh. Saya mendengar bahwa acara tersebut akan dilangsungkan selama satu pekan terakhir sebelum jeda libur musim panas...."
"Apakah yang mulia belum mendengarnya?"
"Sebentar.... Diriku tidak bisa mengingatnya.... uh, kepalaku."
Ketika Mia mencoba untuk mengingatnya, ia tiba-tiba merasa pusing.
Kejuaraan berpedang......, sorang penyendiri.....,
Nampaknya kata-kata tersebut terhubung dengan ingatan yang sangat tidak menyenangkan.....
"Lalu, nampaknya ada kebiasaan untuk menyiapkan bekal makan siang yang ditujukan bagi seseorang yang disukai yang akan berlaga dalam kejuaraan berpedang, Yang Mulia. Saya bertanya-tanya, kiranya apakah Yang Mulia telah mengaturnya...."
――Bekal makan siang!
Ada seberkas ingatan yang dengan jelas kembali kedalam benak Mia.
Dan itu adalah kenangannya akan garis waktu sebelumnya, didepan matanya ada bekal makan siang cantik yang telah ia persiapkan dengan susah payah.....
"Diriku pasti akan membuat dirimu mengatakan bahwa dirimu mampu memenangi kejuaran tak lain berkat bekal makan siang yang telah diriku persiapkan!"
Mia sangatlah berapi-api akan hal itu, namun orang yang kepadanya akan ia berikan, yaitu Pangeran Shion, sama sekali tidak bersedia menerimanya.
Tidaklah mungkin baginya untuk menceritakan hal semacam itu pada orang disekitarnya, jadi Mia tidak memiliki pilihan lain selain memakannya sendiri.
Sambil terisak dan setengah menangis di dalam kamarnya....
――Itu....., sungguh sangatlah, menyakitkan.
Tiba-tiba, air mata menitik mengalir di pipi Mia.
"Ap, Ya-Yang Mulia! Air mata, ada apa gerangan anda tiba-tiba menitikkan air mata."
"Si-siapapun! Tolong sapu tangan!"
Ketika Mia tiba-tiba menangis dalam hening, para gadis di sekelilingnya menjadi panik.
"Ah, tidak, tidak ada apa-apa. Terima kasih telah mengkhawatirkan diriku."
Kata Mia pada para gadis sambil menyeka air matanya dengan ujung jemarinya dan tersenyum.
――Tidak seperti Pangeran Shion yang idiot, Pangeran Abel adalah seorang pria lembut dan terhormat, jadi, dirinya akan menerima dan memakannya dengan benar. Pasti!
Situasi sekarang sangatlah berbeda dengan pada waktu itu, dan pula, Mia yang saat ini berbeda dengan dirinya pada garis waktu sebelumnya.
――Untuk saat ini, diriku harus membuat janji terlebih dahulu.
Benar, ia yang saat ini memiliki sedikit nalar wajar. Mia tahu bahwa pihak lain juga memiliki keadaannya tersendiri.
Selain daripada Mia, mungkin saja dia sudah memiliki janji dengan yang lain. Oleh karenanya, perlu bagi Mia untuk memberitahu terlebih dahulu bahwa ia akan membawakannya bekal makan siang.
――Ayo segera lakukan secepat mungkin!
Ini adalah konten terjemahan yang diterjemahkan di pemudatunawisata.my.id, jadi pastikan membaca dari sini ya!
Selepas kegiatan akademi hari itu, Mia menuju ke tempat Abel.
Hari itu juga merupakan hari kegiatan klub berkuda, jadi ia bisa dengan mudah menemukannya.
"Pangeran Abel."
"Ah, Putri Mia. Apakah hari ini anda akan berlatih menunggang kuda?"
Kata abel ketika ia melihat kedatangan Mia yang mengenakan setelan berkuda yang bermartabat, rompi, dan celana panjang.
"Senior Ma Long memuji anda. Dia pikir itu hanyalah egoisme dari seorang Tuan Putri belaka, namun anda telah berusaha dengan serius...."
Kegiatan klub pada dasarnya adalah partisipasi bebas. tidaklah perlu untuk hadir setiap hari, dan karena akademi ini dipenuhi oleh para bangsawan yang berjiwa bebas, mereka hadir agak jarang, tidak sesering yang Mia lakukan.
Meskipun Mia hadir setiap hari untuk mempelajari keterampilan berkuda yang sangat penting baginya untuk sarana pelarian, namun....., sebenarnya, Mia lebih suka untuk menghabiskan waktunya selepas kegiatan akademi dengan bersantai di kamarnya sendiri.
"Nampaknya, untuk saat ini hanya ada kuda ini yang tersedia, namun jika anda tidak mengapa, sudikah anda menunggang bersama?"
Mengatakannya, Abel melepas sarung tangannya dan mengulurkan tangannya pada Mia.
"Apakah engkau yakin? Jika begitu maka, diriku akan menerima tawaran dari engkau."
Mia meraih tangan Abel yang diulurkan padanya.
"Ah....?"
"Hmm? Ada apa?"
"Tidak, bukan apa-apa, hanya, telapak tangan engkau agak keras."
Setelah mengusap telapak tangan Abel, Mia menatam Abel.
"Mmm, Ya. Sebenarnya, saya sedang berlatih untuk kejuaraan berpedang yang akan datang......"
"Begitu, engkau telah berusaha dengan keras."
Kalau dipikir-pikir, diriku penasaran, apakah para ksatria kekaisaran memiliki telapak tangan yang keras semacam ini?
Didepan pandangan Mia, Abel masihlah tampak seperti bocah lugu, namun entah mengapa, ia merasakan adanya aura ketangguhan dari wajahnya..... dan itu membuat Mia sedikit gugup.
Saat naik menunggang dibelakang Abel, dengan gugup, Mia berpegangan pada Abel dengan merangkul dari punggungnya. Lalu Mia membuka mulutnya dengan malu-malu.
"Umm, Pangeran Abel, itu, tentang hari ketika kejuaraan berpedang dilangsungkan...."
"Ya? Apakah ada sesuatu?"
"Itu....., Kiranya apakah engkau sudah memiliki janji makan siang dengan seseorang?"
"Tidak, tidak sama sekali....."
Mia lega mendengar jawaban darinya itu.
"Senang mendengarnya! Kalau begitu, Pangeran Abel, untuk bekal makan siang, sudikah pabila diriku yang menyiapkannya untuk engkau?"
"Eh? Untuk saya?"
"Benar, demi kemenangan Pangeran Abel, maka diriku akan mempersiapkannya sebaik mungkin."
Ini adalah konten terjemahan yang diterjemahkan di pemudatunawisata.my.id, jadi pastikan membaca dari sini ya!
Pada saat ini, Mia terlena.
Berpikir bahwa ia tidak harus memakan bekal makan siangnya sendirian seperti yang ia lakukan pada garis waktu sebelumnya. Perasaan lega dan perencanaan yang setengah matang membuatnya lengah.
Meskipun itu adalah sesuatu yang bisa dipahami dengan sedikit penalaran, akan tetapi hal itu sama sekali tidak terlintas dalam benak Mia.
Ia tidak menyadari bahwa ia harusnya mengatur bekal makan siang lebih awal.
Semua restoran akan sibuk pada hari berlangsungnya kejuaraan, jari mereka akan mengakhiri masa pemesanan sepekan sebelumnya.
"Ufufufu, diriku tak sabar menantikannya."
Mia tersenyum tenang, bahkan sama sekali tidak membayangkan akan kemungkinan itu.
~"(This is a Translation Content of pemudatunawisata.my.id. so, read only on my site)"~
[Akhir Bab]
Terima kasih telah membaca disini
Bila ada salah-salah kata, dsb. bisa beritahu di komentar.
Terima Kasih Telah Singgah!
😁👍
Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak berupa komentar
Bila ada salah-salah kata, dsb. bisa beritahu di komentar.
Terima Kasih Telah Singgah!
😁👍
Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak berupa komentar
Kamu juga bisa mempertimbangkan untuk mendukung
Post a Comment
Please don't spam, toxic, and disrespect to others.