Tearmoon Empire Story I - Bab 62

Tearmoon Empire Story (WN)
Lakon 1 - Tuan Putri Yang Terpancung


Src: https://ncode.syosetu.com/n8920ex/64



62 - Mia menghela nafas


"Pangeran Shion, kiranya ada hal apa yang ingin anda bicarakan dengan saya?"

Terhadap Abel yang memiringkan kepalanya dengan bingung, Shion menjawab.

"Ini agak terlambat, tapi, selamat atas kemenangan pertama anda melawan kakahanda anda."
"Ah, terima kasih banyak, anda tidak perlu repot-repot akan hal itu."

Terhadap Abel yang tersenyum riang itu, Shion tiba-tiba membungkuk kecil.

"Dan jua, saya berhutang satu permintaan maaf untuk anda."
"? Apa hal yang sedang anda bicarakan?"

Abel memiringkan kepalanya, dan Shion kemudian melanjutkan.

"Saya telah meremehkan anda dengan berpikir bahwa anda akan kalah. Karena saya pikir perbedaan dalam kemampuan antara anda dengan kakanda anda sangat jelas."

――Apa! Kasar sekali! Tidak mungkin Pangeran Abel akan kalah dari saudaranya yang tidak berguna itu!

Nilai kesukaan Mia terhadap Shion menurun.
Namun, Abel yang mendengar ucapan Shion hanya tersenyum pahit.

"Saya pikir, wajar untuk melihatnya dari sudut pandang itu. Fakta bahwa kemenangan yang saya peroleh hanyalah faktor keberuntungan. Ini tidak seperti saya menang dengan ketangkasan seperti yang Pangeran Shion miliki."

――Sungguh! Betapa rendah hatinya!

Nilai kecintaan Mia terhadap Abel meningkat.

"Saya pikir faktor keberuntungan juga penting, Pangeran Abel. Saya juga tidak menang hanya dengan kemampuan belaka."

――Yah, tentu saja. Dirimu menang hanya karena beruntung, pastinya!

Mia menyetujui pernyataan itu.

"Suatu kehormatan dan kebanggaan untuk Pangeran Shion mengucapkan kalimat itu terhadap saya."

――Itu tidaklah benar, Pangeran Abel. Bukanlah hal besar untuk dikenali oleh seseorang sepertinya!

Mia menyanggah.

"Lalu, mari kita buat pertandingan selanjutnya menjadi pertandingan yang bagus."

Ucap Shion sambil mengulurkan tangannya. Ada senyum tipis yang terpampang diwajahnya.
Itu adalah pemandangan dari persahabatan panas antar pemuda.
Sementara Chloe, yang duduk disamping Mia,

".......Indah sekali."

Hebusan nafas kepuasan terdengar. (PTW/N: Hmmm.... Chloe terdeteksi Fujo)
Baik Anne dan Tiona, keduanya menatap terpesona pada kedua pangeran itu bahkan sebelum deklarasi.
Disisi lain, Liora sedang memeriksa daging di dalam roti lapis dan mengangguk puas. Dia adalah gadis yang sama sekali tidak tergerak.
Dan juga, Mia, ia juga tidak tertarik dengan persahabatan panas antar pemuda semacam itu.
Sebaliknya, Mia yang sebelumnya dalam suasana hati yang baik, dengan perhatian Pangeran Abel diambil oleh Pangeran Shion, kini suasana hatinya menjadi buruk.
Sambil menggembungkan pipinya dan menggigit roti lapis dengan sikap cemberut, sungguh ia adalah sosok Tuan Putri yang berpikiran sempit.
Untuk berpikir bahwa di dalam dirinya adalah seorang gadis berusia 20 tahun, memiliki pikiran yang sempit.....

――Padahal, Pangeran Abel sedang memuji roti lapis buatan diriku ini, diriku harap dia tidak mengganggu!

Sambil perpikir demikian, Mia menarik ringan lengan baju Abel. Melihat Abel berbalik, ia menatap matanya dengan tatapan memohon.

――Tidak apa untuk dirimu lebih banyak lagi memuji roti lapis buatan diriku ini, tahu.....?

Sebenarnya, ini adalah bagaimana..... menyebalkannya Mia.




Menanggapi tangan yang diulurkan oleh Shion, Abel tersenyum seperti biasanya, itu adalah senyuman yang hambar.
Senyuman untuk mencegah melahirkan musuh, senyuman yang tidak akan meninggalkan kesan buruk terhadap siapapun.
Ia tersenyum dengan senyuman yang seolah mengatakan,

"Mari mainkan pertandingan yang bagus" lalu,
"Saya tidak tahu seberapa jauh saya bisa berjuang, tetapi saya akan mengerahkan semua yang terbaik yang saya bisa dengan kemampuan saya." lalu,

Memikirkan tentang apa yang terjadi ketika ia kalah....... Dan jika ia kalah, lakukan tindakan pencegahan untuk memastikan bahwa dirinya tidak akan terluka.
Itulah cara hidup Abel. Cara hidupnya itu sudah tertanam sejak ia belia.
Akan tetapi, di saat itu.........., ia merasakan tarikan ringan pada pakaiannya.

――Nn? Apa ini?

Berbalik, ia melihat Mia menarik lengan bajunya.
Sepasang mata menatap menembus padanya, sepasang mata indah itu berbinar dengan sinar keseriusan, seolah sedang berbicara pada Abel.

――Engkau itu tangguh, Pangeran Abel.

Perkataan yang diucapkan oleh Mia sebelumnya, bergema dalam kepala Abel.
Beliau telah mengatakannya.
Engkau itu tangguh, ucapnya.
Percaya dirilah, tuturnya.
Engkau pasti menang, tambahnya.
Beliau telah mengatakannya, mengatakan kata-kata itu pada saya.

――Maka......, aku.

Harus menang, pikir Abel.
Jangan buat kata-kata itu menjadi kebohongan belaka.
Jangan sia-siakan kepercayaan yang telah beliau berikan.

"Sebaiknya anda bersiap, Pangeran Shion."

Saat ia menyadari, ia telah melontarkan kalimat itu.
Dengan nada suara tegas berisikan banyak tekad yang belum pernah Abel sendiri alami sebelumnya.

"Sebaiknya anda bersiap, Shion Saul Sankland."
"Nn?"

Ucap Abel kepada Shion, yang memiringkan kepalanya dalam bingung.

"Saya, Abel Remno, tidak memiliki niatan untuk kalah dari anda."

Mendengarkan perkataan pernyataan perang itu, Shion tersenyum menantang dengan seringai.

"Begitu, saya pun, Pangeran Abel Remno. Saya bersumpah bahwa saya akan mengalahkan anda dengan sekuat tenaga."

Chloe, Anne, dan Tiona menghembuskan nafas panas oleh pertukaran panas itu, disisi lain, Liora menghembuskan nafas panas oleh kelezatan daging panggang yang dimasaknya itu....

――Bagaimana, tentang roti lapis diriku ini.....?

Sedangkan Mia, ia menghembuskan nafas yang berisikan kesedihan.


~"(This is a Translation Content of pemudatunawisata.my.id. so, read only on my site)"~

[Akhir Bab]


Terima kasih telah membaca disini
Bila ada salah-salah kata, dsb. bisa beritahu di komentar.

Terima Kasih Telah Singgah!
😁👍

Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak berupa komentar
Kamu juga bisa mempertimbangkan untuk mendukung


Support Bujangga on:

Post a Comment

Post a Comment

Free to post any comment, but...
Please don't spam, toxic, and disrespect to others.