Tearmoon Empire Story (WN)
Lakon 1 - Tuan Putri Yang Terpancung
Src: https://ncode.syosetu.com/n8920ex/69/
67 - Mia yang terserang demam sedang bermimpi - bagian akhir
"Lalu, Nona Tiona, berhati-hatilah dalam perjalanan."
Hari terakhir sebelum masa liburan musim panas.
Shion melepas Tiona dengan senyuman menyegarkan diwajahnya. Turun dari kereta kuda, Tiona pun balas dengan senyuman ramah.
Di sekitar Shion, ada banyak orang-orang yang ingin menyapanya pula.
Sambil melirik pemandangan itu, Mia menerima salam-salam dari para pengikutnya yang mengerubunginya.
"Putri Mia, Ayah saya sungguh ingin bersua dengan anda, sudikah anda..."
"Saya pun, kami ingin sekali mendapat kesempatan tuk memiliki perjumpaan dengan anda juga Yang Mulia Kaisar selama libur musim panas...."
"Tidak, tidak, tidak, Anda harus datang ke negara kami, meskipun kecil kami memiliki resor musim panas yang menakjubkan..."
Sambil membalas pertanyaan-pertanyaan itu, Mia memandang Shion.
Tiba-tiba, matanya saling bertatap dengan mata dingin itu.
Teruntuk sesaat, ada kilatan ketidak senangan dalam tatapan itu, dan kemudian, seolah kehilangan minat, Shion memalingkan pandangannya dari Mia.
Namun, Mia tidak mengerti akan Ekspresi yang ditunjukannnya itu.
――Kiranya, mengapa Pangeran Shion belumlah menyapa diriku.... Ah, Diriku yakin itu pasti karena canggung telah menolak janji makan siang itu. Anda tidaklah perlu untuk khawatir akan hal itu.
Mia tidak menyadari akan apa yang dirasakan dan pikiran yang dimiliki oleh Shion dan Tiona sampai revolusi dimulai. Tidak hanya itu, ia bahkan tidak memahami hati para pengikut yang mengerubunginya.
Sang waktu pun tiba, tanpa Mia sedikitpun memedulikan apa yang dirasakan oleh orang lain.
Lalu....., dengan kondisi keuangan yang makin memburuk, konflik pun pecah dimana-mana, lalu Kekaisaran pun semakin mengalami kemunduran.
Dan itu adalah tahun terakhir Mia dapat menghadiri akademi sebelum masuk masa liburan.....
"Mengapa, hal ini terjadi?"
Tiada seorangpun yang datang tuk menyambutnya lagi. Para bangsawan Kekaisaran sudah tidak memiliki kemampuan tuk mengirimkan putra-putri mereka ke akademi, lalu orang-orang dari negara lain pun tidak sudi untuk dikait-kaitkan dengan seorang Tuan Putri yang bermasalah dari negeri yang sedang mengalami kejatuhan.
Mia pun ditinggalkan sendirian.
Shion, yang masih dikelilingi oleh orang-orang sekitar, menatap Mia dengan tatapan dingin dan melontarkan ucapan dengan nada tajam.
"Saya merasa sangat jijik dengan anda, Putri Mia."
"Tidaaaakk!"
Mia terbangun dengan keterkejutan hebat.
Sekujur tubuhnya basah kuyup oleh keringat.
"A...... aah, sebuah mimpi, ya?"
Saat itu pula, segelas air dingin disodorkan dari sisinya, tanpa pikir, Mia meraih dan mengeguknya seketika dalam sekali jalan....
"Terima kasih, itu lezat."
"Sama-sama, Tetapi anda nampaknya baru mengalami mimpi buruk, apakah mimpi itu begitu buruknya?"
Telapak tangan dingin menyentuh pipinya. Mia hampir terbawa karena kenyamanan itu, tapi.....
――A, ah, suara ini....?
Mia dengan takut-takut memalingkan wajah ke sisinya.
"Fuhyaa!"
Mia mengeluarkan jeritan aneh dan tersentak di atas tempat tidurnya.
Orang yang memandang di sisinya adalah.....
"P, Pa, Pangeran Abel.....? Mengapa anda ada disini?"
Adalah Pangeran Abel, yang sedang menatapnya dengan tatapan lembut dan ramah.
"A, ah, saya mohon maaf. Saya tidak berfikir bahwa bukanlah hal bijak untuk menyaksikan sosok nona terlelap, namun Ane meminta saya tuk menjaga anda sementara waktu."
Dari pandangannya, Mia dapat melihat bahwa Anne sedang mengacungkan ibu jarinya.
――Engkau menghabiskan semua upayamu dalam jalan yang salah! Anne!
Mia menaikkan selimutnya hingga menutupi mulutnya.
"Saya menghargai atas perhatian anda. Namun saya saat ini sedang terserang demam dan mungkin kan menularkan pada anda, jadi saya pikir bukankah akan lebih baik pabila anda kembali sahaja?"
"Ah, mungkin hal itu bukanlah ide yang buruk."
"Eh? Apa yang anda maksud itu?"
"Mm, anda tahu, di negara saya terdapat pepatah yang mengatakan bahwa demam dapat disembuhkan dengan cara menularkannya pada orang lain. Jika menularkannya kepada saya akam membuat Putri Mia sembuh, maka saya pikir itu bukanlah hal yang buruk."
Abel tersenyum saat mengatakan kalimat itu.
"Bagaimanapun...."
Senyum mudanya yang ceria membuat Mia ikut tersenyum. Setelah itu, Mia dengan senang berbincang dengan Abel.
"Omong-omong, ini sudah hampir masuk waktu liburan musim panas, bukan."
"Apakah Putri Mia kan kembali menuju Kekaisaran?"
"Benar, saya rasa begitu. Saya memiliki banyak hal yang harus dikerjakan di negara saya. Jadi, saya akan tinggal di Kekaisaran sepanjang masa itu."
Hanya karena itu adalah libur panjang, bukan berarti Mia tidaklah bisa bersantai, Ia harus melakukan segala daya upaya yang ia bisa untuk menghindari takdir pemancungannya.
"Lalu apa yang akan anda lakukan Pangeran Abel?"
"Saya akan pulang jua, namun saya berencana untuk kembali kemari lebih awal. Saya berharap bahwa mungkin bagi saya dan anda tuk dapat pergi bersama selama liburan, namun ini sedikit mengecewakan."
――Mengapa, ia berucap kata yang membuat gugup tetapi dengan memasang wajah yang datar begitu....
Mia mengalihkan pandangannya dari Abel dan menghembuskan nafas kecil tuk menenangkan diri.
Lalu, terdengar suara ketukan dari pintu.
"Ah, ngomong-ngomong, Pangeran Shion dan juga Nona Tiona mengabarkan bahwa beliau sekalian akan berkunjung tuk menjenguk anda."
"Bagaimanapun, mereka memiliki kesibukan, benar?"
Ya ampun, mereka benar-benar menjengkelkan, meskipun saat ini diriku ini sedanglah terbaring demam.....
Sambil memikirkan hal tersebut, mia sedikit memiringkan kepalanya.
Ia tidaklah merasa begitu tidak nyaman atas kunjungan mereka yang akan datang.
Apakah itu karena ia terlalu banyak tidur?
Kepalanya, yang sebelumnya terasa demam dan berat, entah bagaimana mulai terasa lebih ringan dan lebih baik.
"Maaf mengganggu, Putri Mia, bagaimana keadaan demam anda?"
"Putri Mia, ini ialah pereda demam yang dikirimkan oleh orang tua saya. Terbuat dari herba yang ditanam oleh adik laki-laki saya, mohon maaf untuk menunjukkan hal yang buruk ini......"
Ruangan Mia diselimuti oleh suasana yang hangat dan hidup.
Suasana itu adalah waktu yang begitu damai yang belum pernah ia alami di garis waktu yang sebelumnya.
~"(This is a Translation Content of pemudatunawisata.my.id. so, read only on my site)"~
[Akhir Bab]
Terima kasih telah membaca disini
Bila ada salah-salah kata, dsb. bisa beritahu di komentar.
Terima Kasih Telah Singgah!
😁👍
Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak berupa komentar
Bila ada salah-salah kata, dsb. bisa beritahu di komentar.
Terima Kasih Telah Singgah!
😁👍
Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak berupa komentar
Kamu juga bisa mempertimbangkan untuk mendukung
Post a Comment
Please don't spam, toxic, and disrespect to others.