Tearmoon Empire Story I - Bab 68

Tearmoon Empire Story (WN)
Lakon 1 - Tuan Putri Yang Terpancung


Src: https://ncode.syosetu.com/n8920ex/70/



68 - Perasaan yang tidak menyenangkan


Akademi St. Noel telah memasuki masa liburan musim panas.
Laiknya kebanyakan siswa yang melakukan perjalanan pulang, Mia pula sedanglah berada didalam kereta kencana yang menuju ke Kekaisaran. Duduk didalam kereta yang berderak itu, Mia memutuskan untuk membuka kembali buku harian miliknya yang berlumuran darah untuk pertama kalinya setelah sekian lama.
Ia berharap agar masa depan mungkin telah berubah, akan tetapi...

"Bagaimanapun juga ya...."

Tanpa sadar, Mia menghela nafas kekecewaan.
Tersurat dalam buku harian itu masih menunjukan bahwa Mia kelak akan dijatuhi hukuman pancung. Penyebabnya masihlah tetap sama.
Banyak terjadi bencana kelaparan, pergerakan revolusi, dan keruntuhan dari keluarga kekaisaran.

Tentu saja, terdapat beberapa perubahan.
Pada garis waktu sebelumnya, orang-orang selalu mengutuk Keluarga Kekaisaran. Akan tetapi kini muncul beberapa pendukung, kebanyakan orang-orang dari Distrik Rembulan Baru, membangkitkan perlawanan.
Mereka tampaknya tidaklah membantu Keluarga Kekaisaran secara keseluruhan, namun membantu Mia secara pribadi. Berkat koordinasi mereka dengan Pasukan Pengawal Kaisar, mereka menimbulkan banyak dampak dan kerugian bagi pasukan revolusi.
Pula ada banyak tokoh lain yang memohon demi nyawa Mia.
Entah karena permohonan mereka atau sebab lain, situasi dan keadaan sekitar Mia telah menjadi lebih baik. Tempat dimana ia dipenjara diubah dari dungeon menjadi kamar di istana. Makanan yang diberikan pada Mia adalah makanan yang layak dan enak berkat kebaikan dari sang koki.
Bahkan, sehari sebelum Mia dieksekusi, dihelatkan sebuah perjamuan agung malam terakhur untuknya. Didalam buku harian disebutkan bahwa hidangan sup tomat wulan kuning itu sangatlah lezat, dan itu pengalaman yang luar biasa.

Sedang untuk tanggapan dari Shion, Kurang lebih dia menentang eksekusi Mia, sebagian ini dikarenakan atas nasehat kuat dari punggawa pribadinya.
Dan sebagian besar karena tindak budi yang telah dilakukan oleh Mia.

Anne mencoba untuk menyelamatkan Mia, akan tetapi ia gagal. Ia dipisahkan dari keluarganya, lalu ia ditangkap sebagai penjahat.

Abel juga mencoba untuk membantu Mia, dia bahkan menyusup ke Kekaisaran, Akan tetapi ditengah jalan ia ketahuan dan ia bersama rekan-rekannya dibunuh.
Hal ini menyebabkan keretakan hubungan diplomasi dengan Kerajaan Remno, yang selanjutnya menjerumuskan Kekaisaran ke dalam situasi yang sukar.

"......Ini, bukanlah kabar yang menyenangkan untuk didengar, bukan?"

Kalimat dalam buku harian itu ditulis dengan dengan tulisan tangan yang gemetar, mungkin karena terguncang akan berita kematian Pangeran Abel. Tulisannya agak bernoda, menunjukkan bahwa halaman itu basah, mungkin karena meneteskan ia keringat karena ketakutan, atau mungkin karena...
Terlepas dari perubahan halus ini, hasilnya tetaplah sama.

――Meski begitu, nampaknya bencana kelaparan menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya.

Penyebab utama dari gerakan revolusi tampaknya masihlah sama, yaitu karena kekurangan makanan. Penimbunan stok bahan makanan yang diperintahkan oleh Ludwig nampaknya telah agak memperbaiki keadaan, namun masih tidak mampu mencegah terjadinya bencana kelaparan.
Stok bahan makanannya masih belum mencukupi.

――Dan kemudian, dengan tersulutnya konflik dengan suku minoritas di wilayah perbatasan.

Dalam buku harian, tertuliskan tentang konflik regional dengan suku Roule, suku masyarakat hutan.
Peristiwa ini mungkin terjadi pula di garis waktu sebelumnya, akan tetapi sayangnya Mia tidak terlalu mengingatnya. Pada saat itu, Mia tidak tertarik akan hal ini, jadi ia tidak tahu penyebab dari tersulutnya kejadian ini.
Namun, sekarang ia tahu apa tepat permasalahan dari kejadian itu.

――Suku Roule......, adalah suku dari mana pembantu Tiona berasal, bukan?

Liora Roule.
Jika Mia terlibat dalam tindakan buruk terhadap kampung halamannya, tidaklah heran jika hal itu akan menyisakan kesan buruk bagi Tiona.
Tertulis pula dalam buku hariannya ini bahwa kejadian ini adalah alasan ia berselisih dengan Tiona.
Sebaliknya, jika ia dapat melakukan sesuatu terhadap kejadian ini, setidaknya ia dapat menghindari kemungkinan bermusuhan dengan Tiona.

――Hasil bumi di wilayah Rudolfon sangat menarik. Jika hubungan persahabatan dapat dibina, situasi pangan akan membaik dengan pesat.

Tetap saja ini dapat diandalkan sendirian, tetapi ini masih merupakan faktor besar.

――Meski begitu, diriku penasaran akan deskripsi ini.

Yang lebih menarik perhatian Mia adalah insiden yang memicu terjadinya revolusi.
Adalah kejadian penculikan Count Rudolfon.
Menurut buku harian, disebutkan bahwa Kaisar iri dengan popularitas Count yang meroket membagikan makanan pada orang-orang yang menderita bencana kelaparan.
Orang-orang sangat murka akan hal ini sehingga mereka bangkit serempak, memicu revolusi.
Kejadian ini tidak pernah berubah sejak di garis waktu sebelumnya.
Namun, tatkala Mia memikirkannya kembali, ia menjadi penasaran.
Memanglah benar bahwa ayahanda-nya, sang Kaisar, tidak murni dan mulia sebagaimana kebanyakan bangsawan.
Akan tetapi sangat diragukan bahwa ayahanda-nya akan iri terhadap seorang bangsawan yang populer di kalangan rakyat jelata.

――Pertama-tama, ayahanda hanya tertarik pada perasaan baik dan suasana hati diriku.

Ayahanda-nya akan langsung pergi berperang jika itu adalah permintaan dari putrinya yang manis, akan tetapi sejatinya, beliau bukanlah sosok yang berbahaya. Citra Mia tentang ayahanda-nya adalah sosok orang tua penyayang super bodoh.
Masalahnya adalah ayahanda-nya hanya sosok yang tidak berbahaya, tidak bermanfaat, tapi setidaknya bukan sosok orang yang jahat.

――Kejadian ini, tidaklah layaknya tindak-tanduk dari ayahanda.

Kecurigaan itu melekat erat di benak Mia dan membuatnya merasa tidak nyaman.
Seolah ada seseorang yang mendalangi dan mengarahkan kejadian tersebut.....sehingga terpicu revolusi. Atau mungkin Dewa Takdir menghendaki kejatuhan dari Kekaisaran.
Perasaan mual yang memuakkan bergejolak dari dalam perutnya....
Jika ia harus menggambarkan perasaan yang tak terlukiskan ini, ini adalah....!

"Uugh, Rasanya sungguh sangat tidak nyaman...."

Benar, ini adalah mabuk kendaraan.
Mia mabuk karena duduk dalam kereta sambil membaca kalimat-kalimat yang tertulis dalam buku harian.

"...A-Anne, Anneee.... Diriku merasa mual."

Ia meminta bantuan pada punggawa terpercayanya yang ia perintahkan tuk duduk di kursi kusir karena ia hendak membaca buku hariannya.
Dalam sosoknya yang berlinang air mata dan meringkuk, sirnalah tanda-tanda dari sosok bijak yang begitu dihormati di Akademi St. Noel.



~"(This is a Translation Content of pemudatunawisata.my.id. so, read only on my site)"~

[Akhir Bab]


Terima kasih telah membaca disini
Bila ada salah-salah kata, dsb. bisa beritahu di komentar.

Terima Kasih Telah Singgah!
😁👍

Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak berupa komentar
Kamu juga bisa mempertimbangkan untuk mendukung


Support Bujangga on:

Post a Comment

Post a Comment

Free to post any comment, but...
Please don't spam, toxic, and disrespect to others.